Minggu, 27 Oktober 2019

Apakah dia atau nya?

Saat umurku 16 tahun (aku duduk di kelas 3 SMA) , aku berkenalan dengan seorang cowok. Ntah kenapa saat itu statusnya adalah pacarku. Status itu hanya 6 bulan saja. Saat aku berumur 20 tahun (mungkin), tiba-tiba dia muncul kembali di hidupku. Lebih tepatnya menyapaku di wall facebook ku. Singkat cerita kita balikan. Hmm... tidak sampai 3 bulan sepertinya kita putus lagi. Menurut pengakuannya, dia masih mengharapkan wanita itu kembali. Aku menangis. Buat apa Tuhan munculkan dia di hidupku lagi?

Setelah menyelesaikan perkuliahan, aku pindah ke Jakarta. Aku berkenalan dengan seorang pria. Manis, sederhana, cuek. Aku berkenalan dengannya melalui sebuah aplikasi cari jodoh. Setelah 3 bulan kita berkenalan, kita ketemuan. Jujur, sejauh ini saat aku bertemu dengan pria baru bahkan teman pria yang sudah lumayan lama aku kenal, saat berbicara aku tidak pernah bisa menatap mata mereka. Berbeda dengannya, saat pertama bertemu aku bisa dengan santai menatap matanya. Tidak ada perasaan asing saat itu padahal itu kali pertama kami bertemu. Aku menyukainya? Ntahlah...

Aku mendapatkan tugas keluar kota, Semarang. Terlintas di pikiranku untuk bertemu dengan dia yang memang tinggal di kota dekat Semarang. Saat aku katakan aku berada di Semarang untuk beberapa hari, dia mengajak untuk bertemu. Diusahakan... Tapi ternyata dia bilang tidak bisa bertemu karena saat itu dia terlalu lelah bekerja dan besok juga masih kerja jadi tidak sempat untuk menemuiku. Aku tidak terlalu memikirkan hal tersebut.

Kepulanganku dari Semarang membuatku kembali dekat dengan dia. Kami jadi sering mengobrol via aplikasi chat. Suatu ketika dia berkata padaku 'kamu pernah kepikiran gak kita ini jodoh? Tiap aku putus dari cewek itu aku pasti datang ke kamu.' aku balas pertanyaan dia, 'mungkin hanya kami yang mau sama kau'. Namun dia tidak terima, dia jawab bahwa banyak cewek diluar sana yang ngantri untuk jadi pacar dia. Haha aku hanya tertawa membaca chat dari dia. 'maaf tapi aku tidak mau jatuh di lubang yang sama' itu chat terakhir dari ku malam itu. Malam hari, aku berdoa. Meminta petunjuk dari Tuhan apakah salah satu dari mereka adalah jodoh yang selama ini aku tunggu. Malam harinya aku bermimpi bertemu seorang pria. Aku tidak yakin itu siapa tapi aku panggil dengan nama dia. Seharian aku kepikiran akan mimpi itu. Seperti menyangkal. "Ah, tidak mungkin dia. Masa dia?" Keesokan hari, saat aku bangun tiba tiba terucap namanya. Dan kembali lagi, aku bingung. Kemarin dia sekarang nya. Tiba-tiba aku seperti tidak yakin bahwa pria yang ada di mimpiku itu bukan dia tapi nya.

Rabu, 21 September 2016

Liburan di Pangandaran

Finally bisa nulis ulasan lagi. kebetulan kemarin hbs liburan. Aku beserta kedua temanku sudah merencanakan untuk berlibur di pangandaran, idul adha nanti. Salah satu temanku sudah memesan travel 1 bulan sebelum keberangkatan (9 September 2016). Bayangin dong gimana semangatnya sampai sampai mesan travel sejak sebulan lalu. Kita pesan jam 5 sore karena kedua temanku baru pulang kerja jam 16:30 wib. Aku menunggu temanku di hokben sebrang kampus maranatha sejak jam 4 sore.
Sebelumnya aku udah heboh ngebahas berapa baju yg di bawa, sudah heboh dengan topi dan kacamata untuk take a picture di pantai nanti dan tepat di hari dan jam yang di tentukan....
"Ih, kok travelnya belum nyampe juga ya?" Keluhku.
Nunggu sampai jam 6 sore lalu akhirnya kita nelp travel tsb namun tidak diangkat. 
(FYI : kita naik travel yg gk ada tpt poolnya jd kalo mau mesen travel langsung ke nomor supir nya)
Gk brp lama ada sms.
"Saya sudah berangkat dari jam 4 sore tadi".
Terus kita telp lagi, untuk konfirmasi. Kita bilang kita sudah nunggu sejak jam 4 sore, kita juga sudah pesan sejak 1 bln yg lalu dan 6 Sept juga sudah konfirmasi kalo kita jd berangkat. Lalu si bapak supirnya menjawab, dimana bahwasanya mobil yang harusnya mengantarkan kita ke pangandaran mogok di jalan. Jelas kita bingung. Tadi katanya sudah berangkat....
Jam sudah menunjukkan pukul 18:20 Wib. Kita nggak kehabisan ide. Kita ke terminal cicaheum. Kita coba naik bus budiman. Sebenarnya takut sih akibat ngeliat di tv banyak bus yang tabrakan. Tp rasa suka sm pantai mengalahkan itu smua. Browsing, budiman ke pangandaran terakhir jam 18:30. Jam segitu Bandung lagi macet macetnya. Secara long weekend juga. Naik APTB ke terminal, kayaknya udh gk ada lagi. Akhirnya kita pesan grab car.
Ongkos dr jalan surya sumantri (Univ Kristen Maranatha/GAP) - terminal cicaheum 51rb. Kebetulan teman baru bergabung jd customer grab dan kebetulan ada promo 30rb jd kita ckp membayar 21rb.
Flyover yg biasanya lancar jaya, saat itu ngantri panjang. Saat di grab, kita dpt wejangan dr bapak supirnya. 
"Di bus harus hati2 sm duit, dompet dan hp. Kalo blh duit di pisah jgn disatuin di satu tpt aja." Mgkn bapak ini menganggap kita seperti anak sendiri 😂
Kita sampai di terminal cicahem jam 19:30. Kita lari nyari budiman arah pangandaran dan ternyata sudah berangkat sejam yg lalu. Tanya ke kenek budiman jurusan lain, disaranin naik budiman arah cilacap (turun di gentong). Ongkosnya 40rb/org. Berangkat jam 8 sampai gentong jam 12. Perjalanan lancar. Gimana gak, sepanjang jalan aku tidur cm kadang kerasa si supirnya balapan.
Anyway, Salah satu temanku, kebetulan suaminya dokter gigi di puskesmas di pangandaran. Jd dia minta suaminya untuk jemput di gentong. Berhubung pangandaran gentong 3 jam an, alhasil si abangnya ikut berangkat (pangandaran gentong) saat kita berangkat (bandung gentong). Maklum kami bertiga cewe smua. Takut terjadi hal hal yg tdk diinginkan. Tp buat kamu yg terkena masalah kehabisan bus kyk ceritaku, tenang aja. Banyak kok bus menuju pangandaran dari gentong. Di gentong, kita dituruni dkt pom bensin jd aman dan masih ramai kok. Di dkt pom bensin jg masih byk warung warung makanan jd sembari nunggu bus bisa isi perut dulu.
Oh ya, lanjut perjalananku. Di gentong kebetulan hujan, kita sempet neduh di salah satu warung pinggir jln. Gk sampai 5 menit, suami temanku datang menjemput kami. Dengan sedikit banyak basah, kami pun melanjutkan perjalanan. Kami tiba di pangandaran jam setengah 4 pagi. Bandung - Pangandaran tanpa macet kira kira 7 jam.
Berhubung masih trlalu pagi, kami istirahat sejenak. Menunggu matahari terbit

Kamis, 25 Agustus 2016

Tuhan, aku ingin.

Cinta emang nggak pernah salah karena dia datang tanpa diundang. Tapi kalau mencintai seseorang yang sudah menikah, bagaimana? Lupakan! Menganggumi cukup dari hati. Jangan lebih! Coba cari yang lain dan berhasil. Aku menemukannya di sosial media. Segi fisik, kriteria aku banget. lihat sosial media nya, tidak ada yang aneh. "mungkin dia orangnya". Tapi bagaimana caranya bisa berkenalan? Dia disana, aku disini. Pergaulan kita berbeda, gaya hidup kita juga berbeda. Darimana dan bagaimana caranya kita bisa berkenalan? Untuk bertemu saja tidak mungkin. Tapi tiba-tiba aku tersadar, "aku siapa? Aku seperti apa? Layakkah aku menjadi pendamping untuk pria seperti dia?" Seperti merendah; bukan rendah hati namun rendah diri.
Tuhan, aku ingin.

Kata orang kalau jodoh itu, wajah nya mirip. Aku pandangin gambar diri nya di sosial media, nggak ada mirip-miripnya sama aku. Baiklah, berarti bukan dia (mungkin kalau bisa, jangan) tapi "siapa dong Tuhan?"

"Ya ampun, aku..."
Udah rindu banget pengen punya pasangan. Kerja? Jangan tanya. Belum ada. Baru berhenti 9 hari yang lalu. Bukannya mikir melebarkan sayap dulu malah kepikiran sama 'siapa jodohku?'.
"Jangan tanya berapa lamaran kerja yang udah aku kirim. 100 lebih. Ya mungkin masih kurang banyak."

Rebahan, galau, dengerin musik (acak musik di HP) nemu lagu ini.

_____________________________________________
Masih ada harapan saat kau berdoa
Saat mengangkat tangan Tuhan turun tangan
KasihNya lingkupimu, takkan kecewakan
Roh kudus kan hiburkan dalam pergumulan


Selasa, 12 Juli 2016

Liburan di Bali

Senang banget rasanya liburan ke Bali. Liburan kemana aja sih sama senangnya, namanya juga liburan haha
ini liburan pertamaku bersama teman-teman. Seminggu sebelum keberangkatan, teman menerima email dari maskapai penerbangan. Jadwal penerbangan dimajuin 1jam dari jadwal seharusnya. Coba aja jadwal nya sehari sebelumnya haha (ngarep bok) haha. 18 Sept 2014, boarding time 17:55. Aku sama teman-teman nggak sabar untuk segera meninggalkan kota Bandung. Oh ya, kita nekat loh kesana padahal kita belum mesan penginapan. "yang penting nyampe weh di Bali". Untuk harga tiket pesawat Bandung-Bali PP... "kasih tau nggak ya... :p " karena kita mesan beberapa bulan sebelum keberangkatan, kita dapat tiket murah. Harga awal sih 300 ribuan untuk sekali perjalanan tapi untuk maskapai ini, yah tau sendirilah banyak banget biaya tambahan nya. Jadi untuk total tiket pesawat sendiri, kita kena Rp 970.000.

Pkl 22:00 WITA kita tiba dengan selamat di Bali. Nah, disini kita kelabakan cari penginapan sama akomodasi. Mana udah pada laper lagi :'( Coba hubungin teman sana sini yang tinggal di Bali pada nyarani naik transportasi yg ada di bandara dan cari penginapan di sekitar kuta, poppies dan "hmm apa ya?" lupa. Udah aja kami sibuk sama gadget sendiri. browsing browsing. Akhirnya kita nemu dua pilihan hotel terbaik (termurah sih sebenernya hahaha) dari kedua itu, kita sepakat memilih hotel GrandMas yang di jalan by pass ngurah rai. Harga yang tertera di website itu gak smp Rp 200.000,-. Kita capcus deh ke hotel itu menggunakan salah satu trasportasi bandara. Kita lihat info harga (sesuai rute bandara-tujuan) yang terletak pas di sebelah meja counter. Untuk tujuan kita sih Rp 45.000,- tp saat kita beritahu tujuan kita, dia bilang Rp 80.000,-. terus kita bilang, "loh pak, disini tertera Rp45.000,-" dan si bapak nya menjawab "ia, Rp45.000,- hanya sampai keluar bandara doang mbak." Karena udah capek dan laper, kita pasrah sama harga segitu. disepanjang jalan, gue terus-terusan kepikiran sama masalah biaya tranport itu, "jadi untuk harga ke daerah lain yang tertera disitu juga jadinya cuma sampai keluar bandara apa ya?"
Selama di perjalanan, salah satu teman memesan hotel via online tapi setibanya di hotel, pesanan atas nama kita belum masuk dan akhirnya kita dapet harga asli. 2 Single bed and not breakfast seharga Rp 330.000,-. Lumayan lah harganya. Toh, biaya penginapan kita bagi 4. Setelah check in dan masukin barang ke kamar, kita keluar cari makan. Pas udah diluar hotel, daerah udah sepi banget atau apa emang daerah sana sepi kali ya? Kanan kiri gelapnya minta ampun namun karena udah lapar banget, kita nggak pantang menyerah. Kita susurin jalan setapak demi setapak (ceileh :3 ) Salah satu teman dengan kekuatan penciuman nya menemukan bau bau an "Coba kita masuk daerah ini" dan eng i eng... kita menemukan Nasi Goreng "YAY" harga nya standar cuma 9rb. Oh ya, ini foto kita pas lagi di hotel GrandMas

Kamar Hotel
Kolam Renang.


19 Sept 2014
Mulai 19-22 Sept kita sudah booking hotel. Karena itu, tepat jam 12:00 WITA, kita check out dari hotel sebelumnya. Di hotel GrandMas, tersedia kok layanan sewa mobil dan motor. Kita sih milih sewa motor. Biayanya Rp 75.000,-. Sebelum Check Out dari hotel ini, kita pergi cari makan dulu. Breakfast+lunch dijadiin satu. sedih :( muter-muter cari tempat makan, akhirnya kita sepakat makan di Ayam Betutu Khas Gilimanuk - Tuban Bali tadinya sih pengen Babi Guling tapi yahh sudahlah. Menu di RM ini Rp 80.000,- untuk 1 ekor Ayam betutu kuah. 1 ekor nya lengkap kepala, kaki yah pokoknya ayam matang utuh :) selesai makan, kita check in ke hotel ke-2. Kita menginap di hotel Hawaii Bali Hotel di jalan by pass ngurah rai (bedanya kira2, kayaknya 500m. (Syg nya sih nggak bawa meteran, makanya kira2 sendiri). Untuk foto kamar, adanya di Hp teman. Eh di google image jg ada kok xiixixi.


Tujuan Wisata pertama kita adalah GWK. Dengan motor, kita sangat menikmati daerah sekitar dan pasti nya sengatan matahari yang nggak kalah teriknya. Disana matahari terik banget tapi anginnya masih tetap segar (bingung ya? haha). Untuk parkir 5rb/motor dan biaya masuk GWK 50rb/orang. Kayaknya untuk turis mancanegara 2x lipat dari harga lokal. Sebenernya sih harga masuk segitu, sempat mengurungkan niat kita untuk masuk tp masa udah jauh2 nggak masuk kedalam. Akhirnya kita masuk. 
Kutinggalkan kota ini dengan perih. Sedih, kecewa, malu, semua bercampur menjadi satu.Tidak seharusnya aku terlalu sepercaya diri itu. Tidak seharusnya kudengar semua saran teman. Hanya karena ketakutan ku seperti ini sampai hari tua ku.Aku sudah membuka hati seperti yamg orag-orang pernah sarankan tapi ternyaya status ku tidak berubah, tidak berhasil.Mungkin bila digambarkan, aku adalah wanita cantik. Tinggi, rambut panjang dan lurus, mata sipit, suara halus, berkulit kuning langsat. Namun nyatanya, aku kalah cantik dari dia.Saat sudah tertarik dengan satu pria, ada saja kendala. Kalau tidak karena 1 marga denganku, ibu/bapak nya ternyata kakak/abang ku. Atau bahkan orangtua nya memanggil aku inanganggi (tante). Lebih pahit, dia seperti memberi harapan tetapi tidak sungguh-sungguh